Selasa, 26 Juni 2012

[My New Collection] Kekristenan Tanpa Kristus



Judul : Kekristenan Tanpa Kristus
Penulis : Michael Horton
Kata Pengantar : William H. Willimton
Penerjemah : Grace Purnamasari
Penerbit : Momentum
Cetakan : I, 2012
Tebal : 307 hlm

Mungkinkah kita telah meninggalkan Kristus dari Kekristenan? Apakah kita telah membiarkan gereja ditawan oleh budaya yang mendominasi? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan provokatif yang diajukan Michael Horton dalam buku yang penuh wawasan ini. Analisisnya seharusnya membuat kita berhenti sejenak untuk mempertimbangkan keadaan terkini dari Kekristenan - bahkan Kekristenan Injili - di Amerika [dan juga di Indonesia].

Horton berpendapat bahwa meskipun kita menyerukan nama Kristus, seringkali Kristus dan Injil yang berpusatkan pada Kristus dipinggirkan. Hasilnya adalah pesan dam iman yang "sepele, sentimental, menyetujui (mengafirmasi), dan tidak relevan. "Injil" alternatif ini berisi pesan moralisme, kenyamanan diri, penolong diri, pengembangan diri, dan agama individualistik. "Injil" ini meremehkan Allah, menjadikan Dia hanya sebagai sarana dari tujuan kita yang egoistis. Horton dengan mahir mendiagnosis masalahnya dan menunjukkan solusinya: kembali kepada Injil Keselamatan yang murni dan tidak bercela.

Buku ini wajib dibaca oleh setiap orang yang peduli terhadap keadaan dan masa depan dari Kekristenan dan gereja.

Daftar Isi :

Kata Pengantar : Membebaskan Gereja yang Tertawan 
Ucapan Terima Kasih
1. Kekristenan Tanpa Kristus : Perlawanan Amerika Terhadap Gereja
2. Menamai Penawanan Kita : Deisme Terapeutik yang Moralistik
3. Ucapan yang Muluk-Muluk dan Kekristenan Tanpa Kristus
4. Bagaimana Kita Mengubah Kabar Baik menjadi Nasihat Baik
5. Yesus Milik Pribadimu
6. Menyampaikan Kristus : Beritanya dan Mediumnya
7. Panggilan untuk Melawan
Catatan




Michael Horton (PhD, University of Coventry dan Wycliff Hall, Oxford) adalah Profesor Theologi Sestematik dan Apologetik J. Gresham Machen di Westminster Seminary, California. Beliau pemandu acara radio The White Horse Inn dan editor kepala dari majalah Modern Reformation. Horton adalah penulis/editor lebih dari lima belas buku, antara lain Putting Amazing Back into Grace, Too Good to be True, Introducing Covenant Theology, dan A Better Way.





Buku ini bisa diperoleh di Momentum Christian Literature

Dan ini resensi bukunya yg saya comot dari milis BIBLE_Alone@yahoogroups.com


Di dalam bab-bab awal bukunya, Prof. Michael S. Horton, Ph.D. menjelaskan tentang gejala Kekristenan tanpa Kristus yang sedang menawan Kekristenan Amerika dengan menggeser Kristus dan Injil-Nya, lalu menggantinya dengan khotbah-khotbah yang menekankan perubahan moral dan pengajaran hal-hal praktis (seperti pernikahan, dll). 

Dr. Horton menyebutnya sebagai: “Deisme Terapeutik yang Moralistik”. Gejala ini ditandai dengan ucapan yang muluk-muluk nan indah yang menekankan kehebatan diri sendiri dan menyingkirkan Kristus dari takhta-Nya sebagai Raja dan Tuhan. Akibatnya, jangan heran, Injil yang berarti Kabar Baik (berbicara tentang apa yang sudah Allah kerjakan di dalam Kristus) diganti menjadi Nasihat Baik (berbicara tentang apa yang harus orang Kristen kerjakan). 

Nasihat Baik ini nantinya mengarahkan banyak orang Kristen Amerika kepada sosok Yesus yang bukan lagi unik dan final menurut Alkitab, tetapi Yesus yang milik pribadi masing-masing, sehingga siapa pun bisa mengikut Yesus tanpa menjadi seorang Kristen. Jangan heran, melalui Nasihat Baik ini, banyak theolog dan pendeta tidak lagi menyampaikan Kristus dengan berita dan cara yang tepat, tetapi dengan berita dan cara yang berpusat pada manusia. 

Bagaimana kita menghadapi situasi kelam ini? Di bab 7, Dr. Horton memanggil kita untuk melawan gejala ini di dalam Kekristenan dengan kembali memberitakan Kristus yang disalib dan bangkit sesuai dengan apa yang Injil beritakan, lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan Kristen sehari-hari dengan tetap berfokus kepada Kristus yang Injil beritakan. Biarlah buku ini dapat menyadarkan kita betapa pentingnya Kristus yang tersalib dan bangkit di dalam Kekristenan, sehingga menghilangkan Kristus dari Kekristenan berarti mematikan Kekristenan itu sendiri.

Resensi oleh : Deny Teguh Sutandio


@htanzil

Senin, 18 Juni 2012

[My Wishlist] : Menerapkan Alkitab di Sepanjang Zaman



Judul : Menerapkan Alkitab di Sepanjang Zaman
Penulis : Jack Kuhatschek
Penerjemah :  Rini Moestopo
Penerbit : Literatur Perkantas,
Cetakan : I, 2012
Tebal : 213 hlm

Buku ini hadir untuk mengisi kekosongan tentang bagaimana menerapkan Alkitab secara praktis, terutama penerapannya yang relevan bagi dunia keseharian orang awam yang hidup di jaman sekarang ini.

Prinsip-prinsip dan metode-metode yang dibagikannya akan memandu kita menerapkan ayat-ayat Alkitab secara bertanggung-jawab dan kontekstual, bahkan ketika kita menjumpai perintah-perintah, teladan-teladan dan janji-janji

Alkitab yang tampaknya usang atau tidak relevan dengan kebutuhan kita saat ini. Hasilnya, sebuah penerapan yang sangat Alkitabiah sekaligus sangat membumi.

Daftar Isi

PENDAHULUAN: Sisi Lain dari Pemahaman Alkitab

BAGIAN I: PRINSIP-PRINSIP PENERAPAN
1.       Tujuan Penerapan
2.       Belajar Menerapkan Firman Allah
3.       Langkah Pertama: Memahami  Situasi Sebenarnya
4.       Langkah Kedua: Menemukan Prinsip Umum
5.       Langkah Ketiga: Menerapkan Prinsip Umum Pada Masa kini
6.       Pentingnya Merenungkan

BAGIAN 2:  JENIS-JENIS PENERAPAN YANG KHUSUS
1.       Menerapkan Perintah-perintah dalam Alkitab
2.       Menerapkan Contoh-contoh dalam Alkitab
3.       Menerapkan Janji-janji dalam Alkitab
4.       Batas-batas Penerapan

KATA PENUTUP: Kisah yang Tak Pernah Berakhir
CATATAN 

Dalam blognya, Literatur Perkantas memberi 3 alasan mengapa kita perlu membaca buku ini, yaitu :

Alasan I:  Strategis. Buku ini mendukung gerakan menggali Alkitab/keunikan pelayanan yang bersumber pada Alkitab. Selain itu, buku ini juga dapat digunakan sebagai bahan bacaan utama Pemahaman Alkitab (seperti; MHB Bab 4, Pembinaan Dasar Bab 5, dll).

Alasan II: Sederhana dan Aplikatif.  Buku ini membagi jenis tulisan dalam 3 kategori; Perintah, Contoh/Teladan dan Janji.  Berbeda dengan buku  hermeneutik/metode PA lainnya, yang  menjelaskan cara-cara  PA berdasar genre tulisan; Puisi, Narasi, Surat, dll. Buku ini juga menekankan aspek aplikasi sehingga prinsip-prinsip kebenaran dapat diterapkan dengan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda halnya dengan buku-buku sejenis yang menonjolkan sisi observasi dan interpretasi (tetapi kurang dari segi aplikasi ).

Alasan III: Bertanggung-jawab secara Alkitabiah.  Meski praktis, tanggung jawab akademis dari prinsip-prinsip menerapkan Alkitab dalam buku ini tetap dijaga. Penulis mengajak pembaca untuk bersikap hati-hati saat menentukan aplikasi, sama seperti saat menafsir. Prinsip; history, harmony dan simplicity tetap dijunjung.

Sedangkan Denny Teguh Sutandio, teolog awam yang juga penulis buku rohani, menulis resensinya atas buku ini di note Facebooknya sbb :

Banyak buku memahami Alkitab selalu berkutat dengan prinsip-prinsip penafsiran Alkitab dengan sedikit pembahasan tentang menerapkan Alkitab. Oleh karena itu, adalah penting sekali kita dapat menerapkan Alkitab di zaman sekarang melalui prinsip-prinsip dan aplikasi menerapkan Alkitab. 
Demi memenuhi tujuan itu, Jack Kuhatschek, Th.M. memaparkan pentingnya menerapkan Alkitab dengan prinsip-prinsip penafsiran Alkitab yang bertanggung jawab. 

Di bagian pertama buku ini, beliau menguraikan prinsip-prinsip penerapan Alkitab yang dimulai dari tujuan penerapan Alkitab, belajar menerapkan Alkitab, tiga langkah menerapkan Alkitab mulai dari mempelajari konteks/situasi sebenarnya hingga menerapkan prinsip umum Alkitab pada masa kini, dan terakhirnya pentingnya kita menerapkan Alkitab melalui merenungkan Alkitab. 


Prinsip-prinsip ini nantinya mengarahkan kita untuk mengaplikasikannya di dalam 3 bagian Alkitab yaitu: bagaimana cara kita menerapkan perintah-perintah, kehidupan tokoh-tokoh, dan janji-janji dalam Alkitab. Biarlah buku sederhana namun jelas ini dapat menolong kita untuk mengerti Alkitab secara tuntas dan menerapkannya bagi orang Kristen di zaman ini.


 Jack Kuhatschek, M.C.S., Th.M. adalah wakil presiden dan penerbit dari Baker Publishing Group, Grand Rapids, Michigan. Beliau menyelesaikan studi Master of Christian Studies (M.C.S.) di Regent College, Canada dan Master of Theology (Th.M.) di Dallas Theological Seminary, U.S.A. Beliau menulis banyak buku pemahaman Alkitab dan juga buku Superman Syndrome.



@htanzil

Selasa, 12 Juni 2012

[Review] Mengenal Situs-Situs Alkitab

[Review]
No. 5
Judul : Mengenal Situs-Situs Alkitab
Penulis : Pdt. Daud H. Soesilo, Ph.D
Penerbit : Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)
Cetakan : I, 2009
Tebal : 116 hlm, hardcover


Buku ini berisi ratusan foto-foto dan keterangan mengenai situs-situs yang terdapat dalam  Alkitab. Semua foto-foto dan narasi dalam buku ini dikumpulkan dan ditulis oleh Daud Soesilo, seorang Konsultan Penerjemahan Alkitab. Salah satu tugas seorang konsultan penerjemah Alkitab adalah mengadakan perjalanan untuk penelitian bahasa termasuk kunjungan ke tempat-tempat yang ada di Alkitab antara lain Israel dan Palestina.  Dari kunjungannya inilah akhirnya penulis menyusun buku tentang tempat-tempat yang sering disebut-sebut dalam Alkitab.

Di bagian awal, buku ini menyajikan beberapa halaman Pendahuluan yang padat, ringkas, dan informatif mengenai latar belakang Israel dalam Alkitab mulai dari munculnya kata Israel untuk pertama kalinya dalam kitab Kejaidan 32:38 sebagai nama lain bagi Yakub yang bergumul dengan Allah dan menang dan keturunannya menjadi sebuah bangsa hingga  Kerajaan Romawi masuk Israel dan merebut Yerusalem untuk dijadikan  daerah penyangga kekuasaan Romawi  dan menempatkan Herodes Agung sebagai wali negeri Yudea.

Selanjutnya buku ini menghantar pembacanya untuk melihat dan membaca keberadaan situs-situs yang terdapat dalam Alkitab yang hingga kini masih ada. Sistematika buku ini tidak dibuat menurut urutan kronologis kehidupan Tuhan Yesus tetapi lebih pada pembagian Geografis : Wilayah Utara (di sekitar Danau Galilea), Tengah ( di sekitar Yerusalem),  dan Selatan ( di sekitar Laut Mati). Selain situs-situs yang masih ada, di bab terakhir juga dipaparkan foto dan informasi tentang sejumlah tanaman Alkitab yang dapat ditemui di sekitar situs-situs tersebut.

Sebagaimana kita ketahui  Yerusalem dan sekitarnya kini bukan hanya menjadi tempat suci Agama Kristen saja, melainkan ada 2, bahkan 3 agama sekaligus  yang menjadikan tempat-tempat tersebut sebagai tempat suci agamanya masing-masing. Karenanya sebagai penambah informasi, penulis memberikan  simbol-simbol agama di setiap tempat yang dibahas guna menerangkan suatu situs atau lokasi tersebut terkait dengan agama saja.

Sebagai pelengkap, di bagian akhir buku, penulis melampirkan sejumlah saran dan tips bagi pembaca yang berencana melakukan wisata rohani ke Tanah Alkitab. Buku ini juga menyertakan sejumlah peta, dan indeks sehingga bisa dikatakan buku ini bisa menjadi buku panduan untuk mereka yang sedang berwisata rohani sehingga memudahkan mereka mencari informasi tentang tempat yang hendak dikunjungi.

Tampilan visual foto-foto yang menarik,  informasi  melalui narasi  ringkas serta rujukan ayat-ayat alkitab yang ditujukan untuk pembaca awam membuat  buku ini menjadi sangat informatif dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dengan rentang usia yang luas mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Buku ini juga dapat menjadi salah satu pintu masuk bagi mereka yang ingin mengenal dunia Alkitab karena buku ini bercerita tentang jejak yang ditinggalkan Tuhan Yesus di dunia ini serta situs-situs Alkitab di Israel.

@htanzil

Kamis, 07 Juni 2012

GOD’S SMUGGLER – Brother Andrew

[My Wishlist] 

GOD’S SMUGGLER – Brother Andrew
John Sherill & Eizabeth Sherril
Penerbit : Yayasan Andi, 2012
(cetak ulang)



Buku ini menceritakan perjalanan misi Brother Andrew (Pendiri Open Doors) dalam melakukan misiNya. Misi Tuhan yang dipercayakan kepadanya untuk melayani umat Kristen yang hidup dibalik tirai besi (Negara-negara Komunis). Umat Kristen yang mengalami aniaya karena iman mereka.Dalam perjalanannya, Brother Andrew bertemu  mereka, menguatkan mereka, mendoakan mereka, menyelundupkan Alkitab untuk mereka. Penyelundupan Alkitab yang mengharuskan Brother Andrew mengalami pengalaman yang menegangkan setiap bertemu dengan penjaga perbatasan. Perjalanan pelayanan Brother Andrew selama 35 tahun yang dituangkan dalam buku ini telah banyak menginspirasi umatNya untuk melangkahkan kaki dengan iman. Bagaimana Tuhan memeliharanya? Bagaimana Tuhan menggenapi janjiNya? Bagaimana Tuhan bertanggung jawab atas hidup, keluarga dan pelayanan Brother Andrew?


DAFTAR ISI  :
 
Prolog: Penyelundup di Ruang Keluarga Kita
1. Asap dan Kerak-kerak Roti
2. Topi Jerami Kuning
3. Kerikil dalam Tempurung Kelapa
4. Malam yang Berbadai
5. Langkah Ya
6. Permaman Ala Kerajaan
7. Di Balik Tirai Besi
8. Cawan Penderitaan
9. Fondasi Diletakkan
10. Pelita di Tengah Kegelapan
11. Doa Ketiga
12. Gereja Palsu
13. Ke Pinggir Lingkaran Dalam
14. Abraham Pembunuh Raksasa
15. Rumah Kaca di Kebun
16. Pekerjaan itu Mulai Berkembang
17. Rusia dalam Pandangan Pertama
18. Untuk Rusia dengan Kasih
19. Alkitab untuk Pendeta-pendeta di Rusia
20. Naga yang Bangkit
21. Dua Belas Rasul Pembawa Pengharapan
Epilog: Perjalanan Menuju Milenium Baru


Brother Andrews 

Andi van der Bijl atau lebih dikenal dengan Brother Andrew, lahir pada Mei 1928, dengan keadaan ayahnya yang tuli dan ibunya yang cacat. Bersama orang tua dan kelima saudaranya, mereka hidup di rumah kecil di desa White, Belanda. Pada usia 18 tahun Brother Andrew masuk menjadi anggota militer. Setelah 2 tahun bertugas di ketentaraan, pergelangan kakinya tertembak dalam suatu pertempuran. Cedera serius di kakinya menyebabkan ia harus dirawat di rumah sakit. Selama di rumah sakit, ia kerap dikunjungi oleh para pemberita Injil, yang mengabarkan tentang cinta kasih Kristus.

Di rumah sakit inilah Brother Andrew kemudian mengenal Firman Tuhan. Setelah diizinkan pulang, ia keluar rumah sakit sebagai orang yang cacat, Brother Andrew merasa hidupnya hampa. Beberapa waktu kemudian ia menyadari yang dibutuhkannya Selama ini adalah Kristus. Kesadaran ini kemudian membawanya untuk menghadiri ibadah demi ibadah dan ia mulai tekun membaca Firman Tuhan. Suatu malam ia berdoa: "Tuhan jika Engkau menunjukkan jalanMu, aku akan mengikutMu. Amin"

Suatu hari Brother Andrew mengikuti sebuah KKR yang diadakan oleh Arne Donker, dari Belanda. Ternyata dalam KKR ini, Andrrew mendapat panggilan yang sangat mulia dari Tuhan. Yaitu menjadi misionaris bagi gereja dan orang-orang yang teraniaya. Pada tahun 1955, Brother Anderw mengawali pelayanannya yang diberi nama Open Doors Mission. Brother Andrew memulai pelayanannya dengan membawa 1 koper berisi Alkitab yang diselundupkan ke Eropa Timur, yaitu ke negara komunis Yugoslavia.

Ketika sampai di perbatasan , ia berdoa, "Tuhan butakan mata mereka yang memeriksa" Tuhan memang benar-benar menutup mata penjaga perbatasan sehingga semua Alkitab dan traktat lewat begitu saja tanpa ditahan. Dengan pertolongan dan hikmat Tuhan Brother Andrew berhasil melakukan pelayanan misi pertamanya. Sejak itulah Brother Andrew tak pernah berhenti mengunjungi Negara-negara "tirai besi" untuk mebagikan Alkitab, menebar kasih Kristus dan membesarkan hati orang-orang percaya yang teraniaya. Hingga saat ini Open Doors Mission telah menjadi suatu pelayanan misi yang sangat besar dengan menjangkau 60 negara di dunia ini. (sumber : http://gkigadingserpong.org )

@htanzil

Selasa, 05 Juni 2012

THINK, The Life of the Mind and the Love of God

[My New Collection]

Judul Asli : THINK, The Life of the Mind and the Love of God
Judul Terjemahan : PIKIRKAN, Eksistensi akal Budi dan Kasih Akan Allah
Penulis : John Piper
Penerjemah : The Boen Giok
Penerbit : Pionir Jaya
Cetakan : I, Mei 2012
Tebal : 248 hlm

Kita sering mengangap pikiran dan perasaan adalah dua eksterm yang berbeda, terutama ketika keduanya dikaitkan dengan pengalaman kekristenan. Tapi memuliakan Allah dengan pikiran dan hati kita, bukanlah "Pilih salah satunya" tapi "Menggunakan keduanya". Dengan berfokus pada cara menggunakan pikiran, kita akan bisa mengenal Allah lebih baik, mengasihi Dia lebih baik dan lebih peduli pada dunia.

Buku ini akan membantu Anda berpikir tentang berpikir dan bagaimana hati dan pikiran Anda bisa bersama-sama digunakan untuk memuliakan Allah.

"Dalam buku ini, kasih akan Allah dan keberadaan pikiran direalsiasikan dengan baik sesuai perintah Kitab Suci, dan hasilnya adalah sebuah tantangan yang langsung menohok cara berpikir asal-asalan dan ketidaktaantan yang menjadi karakteristik utama zaman kita"
- Douglas Wilson, Gembala, Chist Church, Moscow, Idaho

Daftar Isi :

Prakata, oleh Mark A. Noll

Pendahuluan

Menjelaskan Tujuan Buku Ini
1. Perjalanan Ziarah Saya
2. Pertolongan Tak Terlihat dari Sahabat yang Telah Wafat

Menjelaskan Makna Berpikir
3. Membaca sebagai Manifestasi berpikir

Datang kepada Iman dengan Berpikir
4. Perzinahan Mental adalah Jalan Buntu
5. Injil Rasional, Iluminasi Spiritual

Klarifikasi Makna Mengasihi Allah
6. Kasih akan Allah : Meninggikan Allah dengan Segenap Akal Budi Kita

Menghadapi Tantangan Relativisme
7. Yesus Bertemu Kaum Relativis
8. Imoralitas Relativisme

Menghadapi Tantangan Anti-Intelektualisme
9. Desakan Kuat Anti- Intelektual dalam Sejarah Kita
10. Semuanya Itu Engkau Sembunyikan bagi Orang Bijak dan Orang Pandai
11. Dalam Hikmat Allah, dunia Tidak Mengenal allah oleh Hikmat-Nya

Menemukan Cara Belajar yang Rendah Hati
12. Pengetahuan yang Penuh Kasih
13. Segala bentuk Studi Adalah Demi Kasih akan Allah dan Manusia

Memotivasi Para Pemikir dan Non-Pemikir
Kesimpulan : Sebuah Imbauan Terakhir

Lampiran 1
"Bumi adalah Milik Tuhan":Supremasi Kristus dalam Studi Kristen (Fondasi Biblikal bagi Betlehem College and Seminary)

Lampiran 2
Sang Mahasiswa, Ikan, dan Profesor Agassiz

-0O0-


John Piper adalah Pendeta Betlehem Baptist Church, Minneapolis, Minnesota. Ia dibesarkan di Greenville, Carolina Selatan, dan belajar di Wheaton College di mana ia pertama kali merasakan panggilan Allah untuk masuk dalam pelayanan. John Piper kemudian melanjutkan studinya di Fuller Theological Seminary (BD) dan University of Munich (D.theol.).  Selama enam tahun ia mengajar di Betel Biblical Studies College di St Paul, Minnesota, dan pada tahun 1980 menerima panggilan untuk melayani sebagai pendeta di Gereja Bartis Betlehem, Minneapolis. John Piper juga  penulis lebih dari 30 buku rohani.

Pengajaran, kotbah, buku-buku, dan pelayanan John Piper bisa dilihat di http://www.desiringgod.org/

@htanzil


Minggu, 03 Juni 2012

BECOMING A CONTAGIOUS CHRISTIAN

[My New Collection] 
 
Judul : BECOMING A CONTAGIOUS CHRISTIAN (Menjadi Orang Kristen yang Menular)
Penulis : Bill Hybels & Mark Mittelberg
Penerjemah :  Slamat P. Sinambela
Penerbit : Literarur Perkantas Jatim
Cetakan : I, Mei 2012
Tebal : 252 hlm

DESKRIPSI ISI BUKU
 Penginjilan tidak harus menjadi suatu kegiatan yang membuat Anda merasa frustrasi atau takut. Bill Hybels dan Mark Mittelberg percaya bahwa mengomunikasikan iman kita dalam Kristus secara efektif seharusnya merupakan hal yang paling alamiah dalam dunia ini. Kita hanya perlu dorongan dan pengarahan.

Dalam buku Becoming a Contagious Christian ini, dijelaskan semua prinsip utama yang dapat membuat gereja dan komunitas Anda menjangkau orang-orang percaya secara efektif. Berdasarkan perkataan Yesus dan pengalaman langsung dari para penulis, Becoming a Contagious Christian adalah pendekatan yang revolusioner dan personal bagi penginjilan berbasis relasi.
  • Temukan gaya penginjilan alami Anda
  • Kembangkan karakter Kristen yang menular
  • Bangun relasi rohani yang strategis
  • Belajar mengarahkan percakapan kepada hal-hal rohani
  • Membagikan kebenaran Alkitab dalam bahasa sehari-hari
Buku penting ini menyajikan panduan dasar untuk memulai suatu penyebaran harapan dan antusiasme rohani secara massal dalam memberitakan Injil.

PUJIAN & TINJAUAN
“Apakah kasih Anda kepada Yesus menular? Itu bisa!
Dalam buku ini, Bill Hybels menjelaskan bagaimana Anda bisa mengalami kesenangan hidup terbesar, dengan membawa teman atau orang yang Anda kasihi kepada Juruselamat.”—Luis Palau, Penginjil Internasional
KEISTIMEWAAN
  • Telah terjual lebih dari 400.000 buku
  • Penjabaran secara detail untuk dapat membawa seseorang kepada Kristus mengenai bagaimana membangun hubungan, menyampaikan pesan dengan jelas, dan memberkan pengaruh yang maksimal
  • Memberikan alternatif gaya penginjilan sesuai dengan karakteristik tiap pribadi dan membangun karakter yang menular
  • Disampaikan dengan bahasa dan contoh sehari-hari sehingga mudah dipahami

DAFTAR ISI
BAGIAN SATU       : MENGAPA MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR
Bab 1      : Manusia Berharga Bagi Allah
Bab 2      : Upah Bagi Kekristenan yang Menular
Bab 3      : Sebuah Rumus untuk Memengaruhi Dunia Anda
BAGIAN DUA        : PRASYARAT DARI POTENSI TINGGI
Bab 4      : Daya Tarik Otentisitas
Bab 5      : Daya Tarik Belas Kasih
Bab 6      : Kekuatan dari Pengorbanan
BAGIAN TIGA        : POTENSI DARI KEDEKATAN HUBUNGAN
Bab 7      : Kesempatan Strategis dalam Sebuah Relasi  103
Bab 8      : Memiliki Relasi Dengan Orang-Orang Belum Percaya
Bab 9      : Menemukan Pendekatan yang Cocok dengan Anda
BAGIAN EMPAT    : KEKUATAN DARI KOMUNIKASI YANG JELAS
Bab 10    : Memulai Percakapan Rohani
Bab 11    : Membuat Pesannya Menjadi Jelas
Bab 12    : Menghancurkan Semua Halangan Untuk Bisa Percaya
BAGIAN LIMA       : HASIL: PENGARUH YANG MAKSIMAL
Bab 13    : Mengambil Langkah Iman untuk Percaya
Bab 14    : Orang Kristen yang Menular dan Gereja yang Menular
Bab 15    : Menginvestasikan Hidup Anda dalam Hidup Orang Lain        

    
Bill Hybels adalah pendeta senior dan pendiri Gereja Willow Creek Community. Dia adalah penulis buku-buku best-seller dan telah menulis lebih dari dua puluh buku. 

Mark Mittelberg adalah penulis, pembicara, dan ahli strategi penginjilan. Dia adalah penulis buku Building a Contagious Church.


Sampel isi buku bisa dibaca di sini 

sumber :  http://www.perkantasjatim.org

Dan di bawah ini merupakan resensi buku ini oleh Sdr. Denny Teguh Sutandio yg sy copy pastekan dari milis  BIBLE_Alone@yahoogroups.com


Di dalam bagian 1 bukunya, Rev. Bill Hybels mengajar kita signifikansi kita menjadi orang Kristen yang menular. Lalu, beliau mengajar sebuah rumus untuk menjalankannya yaitu potensi tinggi (memperbaiki diri kita) + kedekatan hubungan (membina persahabatan) + komunikasi yang jelas (memberitakan Injil dengan benar dan tepat) = pengaruh yang maksimal. 

Keempat elemen dalam rumus ini dijelaskan satu per satu dalam 4 bagian selanjutnya di dalam bukunya. Potensi tinggi artinya kita harus memperbaiki diri kita sendiri sebelum kita dapat menjadi orang Kristen menular yaitu dengan menjadi orang Kristen yang menjadi diri sendiri baik dalam kepribadian maupun dalam batin, jujur mengakui kesalahan, sungguh-sungguh, mengasihi orang lain, dan berkorban. Membenahi diri tidaklah cukup harus disertai dengan membina persahabatan dengan orang lain. Setiap kita perlu mengetahui bagaimana berelasi dengan orang lain entah itu orang yang sudah kita kenal, orang yang sudah lama kita kenal, ataupun orang yang belum kita kenal sama sekali. 

Setelah itu, kita perlu mengetahui pendekatan persahabatan yang cocok dengan kita di mana Rev. Bill Hybels mengemukakan ada 6 pendekatan membina relasi dari Alkitab khususnya Perjanjian Baru, yaitu: pendekatan langsung ala Petrus, pendekatan intelektual ala Paulus, pendekatan kesaksian ala orang buta di Yohanes 9, pendekatan antar pribadi ala Matius, pendekatan undangan ala perempuan Samaria di Yohanes 4, dan pendekatan pelayanan ala Tabita di Kisah Para Rasul 9:36. Setelah membina relasi dengan orang lain, kita juga perlu memberitakan Injil dengan jelas kepada orang-orang tersebut. Sebelumnya, Rev. Bill Hybels menjelaskan dasar-dasar Injil untuk menguatkan kita dan orang lain yang kita injili. 

Kemudian, beliau mengajar kita tentang tips-tips mengomunikasikan Injil dengan jelas dan tepat bagi orang lain khususnya para pencari iman yang baru, salah satunya dengan tidak menggurui atau membuat orang lain terus memperhatikan kita yang berbicara. Dan terakhir, di dalam proses mengomunikasikan Injil tersebut, kita juga perlu mengetahui halangan apa saja yang membuat orang lain meragukan Injil, misalnya halangan intelektual atau moral, dll. Kita perlu mengetahui halangan-halangan tersebut dan mengatasinya, tetapi tentu saja dengan pimpinan Roh Kudus. 

Setelah mengikuti 3 elemen dalam rumus tersebut, maka hasilnya adalah pengaruh yang maksimal di mana kita bukan hanya belajar teori-teorinya, tetapi kita menjalankannya sendiri dan berusaha menginvestasikan hidup kita untuk menjadi orang Kristen yang menular. Meskipun ada sedikit prinsip dari Rev. Bill Hybels yang kurang saya setujui, namun saya tetap menghargai buku karya Rev. Bill Hybels ini menyadarkan saya agar menjadi orang Kristen yang menular di tengah-tengah dunia.
 


@htanzil