Judul : Wired for Intimacy (Dirancang untuk Keintiman) - Bagaimana Pornografi Membajak Otak Pria
Penulis : Dr. William M. Struthers
Penerjemah : Junaedy Lee, Handy Hermanto
Penerbit : Literatur Perkantas
Cetakan : I, Februari 2012
Tebal : 220 hlm
Dalam buku ini dijelaskan bagaimana godaan pronografi telah
merasuki dan mempengaruhi begitu banyak pria sehingga merusak citra dan
pandangan pria terhadap wanita sebagai mahluk ciptaan Allah yang segambar dan
serupa dengan-Nya.
Buku ini dibagi dalam
2 bagian utama, yaitu ; Bagaimana Pornografi Bekerja, dan Maskulinitas
& Seksualitas yang Sehat . Di bagian pertama akan dijelaskan bagaimana
dunia kini, khususnya di era internet
ini kita dibanjiri dengan materi-materi porno. Walau kita tidak sedang
membuka situs porno namun iklan-iklan yang mengarahkan kita pada materi-materi
porno itu berseliweran dan untuk melihatnya kita hanya butuh satu ‘klik’ saja
untuk melihatnya secara gratis. Tak hanya internet, kini TV, film, iklan,
bacaan, dan banyak hal lainnya telah disusupi gambar/adegan porno dan semua itu
telah secara halus menyusup ke dalam struktur budaya kita sehingga standard
kekudusan manusia menjadi luntur.
Apa akibatnya? Dr. William M. Shutters dalam bukunya ini
mengatakan bahwa pornografi yang telah menguasai pria membuat pria tidak lagi mengarahkan dorongan
seksualnya secara benar sehingga pronografi mempersempit kemampuan kita untuk
hidup benar dan kudus.
Buku ini dengan rinci menggambarkan akibat-akibat negatif
dan bagaimana merusaknya pornografi terhadap pria dalam hal keintiman dengan
pasangannya dan bagaimana pecandunya menjadi egois, memiliki tingkat kecemasan
tinggi, narisistik, deperesi, sulit konsentrasi, dll. Selain itu Dr. William M.
Shutters yang juga seorang neorolog memberikan kita gambaran apa yang terjadi
pada saraf-saraf otak ketika seorang pria
menikmati gambar/tayangan pronografi.
Ketika Dr. Shutters menjelaskan bagaimana otak kita merespon
terhadap hal-hal porno bagian ini menjadi sangat medis sekali karena kita diajak
melihat bagan otak manusia lengkap dengan nama-nama ilmiahnya , mungkin bagian
ini adalah bagian yang rumit bagi orang awam namun semuanya itu dapat disimpulan dalam paragraf
ini :
“Ketika seorang pria
jatuh lebih dalam kepada kebiasaan mental menatap gambar-gambar ini,
ketereksposan mereka ini menciptkan jalur pada saraf otak. Jalur saraf ini
menyediakan jalan untuk kesempatan berikutnya ketika sebuah gambar erotis
dilihat. Seiring berjalannya waktu, jalur saraf ini menjadi lebih lebar ketika
dijalani berulang kali. Jalur-jalur ini menjadi jalan otomatis yang melaluinya
interaksi terhadap wanita ditentukan. Sirkuit saraf memantapkan proses ini
dengan kuat di dalam otak. Untuk setiap tatapan yang lama, pornografi memperdalam
lekukan-lekukan mirip Grand Canyon dalam otak, yang melaluinya gambar-gambar wanita
itu dapat mengalir. Semua wanita menjadi bintang porno yang potensial di dalam
pikiran pria-pria ini. Hal ini menciptakan sebuah sirkuit neurologis yang
memenjarakan kemampuan mereka untuk melihat wanita secara benar sebagai manusia
yang diciptakan Allah”
(hal 95-96)
(hal 95-96)
Pada intinya melalui buku ini penulis dengan pengalamannya
sebagai pakar neurosains menjelaskan pada kita semuanya akan realita biologis
perkembangan seksualitas kita sehingga kita dapat mem[eroleh perspektif
seksualitas yang sehat, menampik pandangan yang salah terhadap maskulinitas,
dan menemukan cara tuntas lepas dari ikatan jerat pornografi.
Di bagian akhir buku ini penulis memberikan solusi dan apa
yang harus kita lakukan agar kita bisa lepas dari keterikatan pornografi dan
merangkai ulang kehidupan kita dengan pengudusan dari-Nya, pertama yaitu dengan
pengakuan. Tidak hanya mengakui secara pribadi kepada Allah, melainkan
mengakuinya kepada orang lain karena ketika dosa diceritakan kepada orang lain,
seseorang dipaksa untuk menyingkapkan kerusakannya. Bagaimana cara seseorang menceritakan
kerusakannya merupakan hal yang penting dalam proses penyembuhan.
Yang kedua adalah dengan mencari akar permasalahannya,
kenali penyebab-penyebab emosional dan psikologis yang berasal dari lingkungan
yang mendorong terjadinya ketagihan seksual dan persoalan dorongan seksual.
Caranya adalah dengan menulis jurnal harian. Ketika seorang pria menemukan apa
yang menjadi penyebabnya, dia dapat mengatur dunianya untuk mengurangi
kesempatan-kesempatan kembali pada kebiasaan lamanya sebagai penikmat
pornografi.
Yang terakhir adalah dengan memiliki sebuah relasi dengan
seorang pembimbing rohani yang lebih dewasa karena seorang pria yang telah
terjerat dalam pornografi membutuhkan seorang mentor yang dia hormati dan dapat belajar darinya, berjalan bersama
dalam menjalani kekudusan.
Pada akhirnya buku yang ditulis dengan sangat baik oleh
seorang pakar neurolog ini sangat bermanfaat bagi kita yang mungkin sedang
bergumul dan sulit melepaskan diri perangkap pornografi. Selain itu buku ini
juga sangat bermanfaat bagi para pria, orang tua, konselor, Hamba Tuhan, dan siapa saja yang peduli akan
kekudusan sehingga selain dapat membentengi dirinya dari jerat pornografi buku
ini juga dapat dijadikan panduan bagi mereka yang terbeban untuk menolong para
pria yang ingin dimerdekakan dari pornografi
baik dari pendekatan neurologis maupun dari kebenaran Firman Tuhan.
@htanzil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar